Cerita Teruntuknya



Gadis dengan penutup kepala yang anggun nan indah. Berseri wajah dan auranya. Membuat senyum yang manis di bibirnya.Wajah teduh yang membuat sang surya tak kuat untuk berpaling. Kesederhanaan dalam dirinya yang indah dan mempesona. Siapa dia, siapa namanya gumamku dalam hati.

Aku kagumi dia, bolehkah ku kenal dia. Sinar rembulan kala itu mengingatkan ku dengannya. Gadis di persimpangan jalan. Di tengan gemercik air hujan yang membasahi tanah, menyegarkan hayati. Lagi-lagi senyumnya yang terlihat. 

Di bawah payung dia berteduh, menunggu entah siapa. Dengan mengenakan seragam. Yaaaa... Seragam yang sama dengan ku. Siapa dia. Apa dia penghuni baru di daerah sini. Suara nyaring mobil menyadarkan akan satu hal. Aku suka padanya. Ya aku yakin dengan itu. Aku menyukainya.

Alarm menunjukkan pukul 05.00 WIB. AHHH waktunya sholat shubuh. Ku segerakan mengambil air wudhu dan bersimpuh kepada-Nya. Dikala ayam berkokok, ketika fajar mulai datang, ditambah hawa dingin yang terasa menusuk, tepat saat itu aku mengingatnya. Ya Rabb bolehkah aku?

Ku ingat sekarang hari Senin. Segeralah ku bersiap tuk sekolah. Ketika akan berangkat, ku melihat diriku. Aku pun bertanya, pantaskah ku mengaguminya, menyukainya atau bahkan mencintainya. Kala itu cermin yang menyadarkanku dan mengingatkanku siapa diriku.

“ Cerita Teruntuknya 

Komentar

Postingan Populer